Kebutuhan rumah di Metropolitan Jakarta semakin besar seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja di sana. Tren saat ini menunjukkan rumah dengan kemudahan akses transportasi menjadi pilihan masyrakat Metropolitan Jakarta. Salah satu kemudahan akses tersebut adalah dekatnya dengan stasiun commuterline sehingga masyarakat dapat dengan mudah menuju pusat kota Jakarta dengan moda transportasi massal tersebut.
Perum Perumnas sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang penyediaan rumah, mulai melirik potensi tersebutdengan bekerja sama dengan PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI) yang juga merupakan anak perusahan PT KAI Indonesia, BUMN di bidang transportasi berbasis rel. Salah satu perumahan yang akan dibangun oleh Perum Perumnas adalah rumah vertikal yang satu lokasi dengan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok yang berada di jalur kereta Jakarta - Bogor. Lokasi ini dinilai sangat strategis karena dekat dengan pusat bisnis Kota Depok, yaitu Jalan Margonda Raya dan pusat pendidikan, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Gunadharma.
Konsep Transit Oriented Development (TOD) menjadi konsep yang dipromosikan oleh Perum Perumnas untuk menarik minat masyarakat dalam berinvestasi di bidang properti. Pembangunan rumah vertikal atau apartemen satu lokasi dengan stasiun mengindikasi bahwa Perum Perumnas memiliki strategi dan kekuatan monopoli yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk kemudahan perizinan. Sedangkan pengembang lain agak sulit untuk memperoleh lokasi tersebut dikarenakan sangat tingginya harga lahan, perizinan, dan faktor lainnya.
Hadirnya apartemen yang dibangung oleh Perum Perumnas menjadi pesaing baru pengembang lain dalam penyediaan apartemen di kawasan tersebut. Harga yang diawarkan oleh Perum perumnas sendiri cukup terjangkau dibandingkan pesaing lainnya. Salah satu alasannya karena Perum perumnas juga memiliki fungsi Public Service Obligation (PSO).
Permasalahan
Perum Perumnas sebagai pengembang turut meramaikan pasar perumahan khususnya apartemen di Kota Depok. Adapun permasalahan yang ingin dikupas antara lain:
- Seberapa besar kekuatan monopoli Perum Perumnas dalam pasar apartemen di Kota Depok?
- Apakah keuntungan Perum Perumnas dengan membangun apartemen di Stasiun Pondok Cina, Kota Depok?
- Dampak apa yang akan terjadi akibat pembangunan apartemen di Stasiun Pondok Cina, Kota Depok?
Landasan Teori
Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi oleh manusia sebagai tempat berlindung. Rumah juga merupakan salah satu penentu tingkat kemakmuran masyarakat (Sjafrizal, 2014). Salah satu tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan masyarakat dalam bentuk penyediaan rumah. Untuk mengukur permintaan rumah terdapat tiga faktor utama, yaitu faktor ekonomi, faktor demografi, dan faktor hedonis (Davidson, 1973). Fontela dan Gonzales (2009) menambahkan faktor yang menentukan digambarkan pada bagan berikut:
Sumber: Davidson (1993), Fontela & Gonzales (2009), dengan modifikasi
Pasar properti termasuk dalam pasar monopolistik. Hal tersebut sesuai dengan karakteristiknya, antara lain:
- Produk properti terdiferensiasi menjadi beberapa tipe fasilitas;
- Jumlah pengembang cukup banyak, baik dari perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah;
- Setiap pengembang bebas keluar dan masuk pasar; dan
- Setiap pengembang bebas menentukan harga, namun perlu disesuaikan dengan karakteristik konsumen.
Permintaan properti pada pasar monopolistik cenderung elastis, artinya sedikit perubahan harga properti akan membuat perubahan permintaan yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan selain untuk memenuhi kebutuhan papan, sektor properti merupakan aset investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang. Harga properti cenderung terus meningkat setiap waktunya yang dapat diprediksi oleh masyarakat. Maka dari itu, permintaan akan properti akan sangat besar sebelum harga naik, walau kenaikan harga relatif rendah. Persaingan dalam pasar monopolistik sebenarnya tidak memerlukan pengaturan karena dead weight loss relatif kecil, permintaan sangat elastis sehingga kelebihan kapasitas produksi relatif kecil, dan ketidakefisienan produksi diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena pilihan produk yang beragam, peningkatan kualitas, dan kebebasan memilih produk.
Pembahasan
Jumlah permintaan rumah di Kota Depok dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan data dari BPS Kota Depok (2017), laju pertumbuhan penduduk Kota Depok dari tahun 2015 – 2016 sebesar 3,53%. Menurut Real Estate Indonesia (REI) kenaikan harga properti di Kota Depok sebesar 3-5% setiap tahunnya dan pertumbuhan rumah di Kota Depok sebesar 15% setiap tahunnya (Azkia, 2017).
Berdasarkan informasi, saat ini Kota Depok memiliki 8 apartemen yang sudah terbangun dan sudah habis terjual. Namun, hanya 6 apartemen yang berhasil diperoleh data jumlah unit, rata-rata kisaran harga per unitnya, dan biaya pembangunan apartemen yang dapat dilihat pada tabel di samping. Maka rata- rata harga 1 unit apartemen di Kota Depok adalah sebesar Rp318 juta. Setiap apartemen memiliki biaya pembangunan 1 unit yang berbeda-beda tergantung dengan biaya pembangunan total dan jumlah unit apartemen yang disediakan. Setiap apartemen juga memiliki keuntungan penjualan yang berbeda pula yang dapat dilihat pada tabel di bawah.
Sumber: Berbagai Berita Online, hasil analisis dan asumsi
Berdasarkan informasi, Perum Perumnas mengeluarkan dana untuk membangun apartemen TOD di Stasiun Pondok Cina sebesar Rp1,45 triliun untuk 3.963 unit apartemen. Harga jual apartemen tersebut sekitar Rp224 juta. Dari informasi tersebut dapat diperkirakan rata-rata biaya untuk membangun 1 unit apartemen, yaitu sebesar Rp365 juta. Jika dianalisis menggunakan kurva permintaan seperti pada gambar di samping, Perum Perumnas menjual apartemen di bawah harga biaya dan dapat dipastikan Perum Perumnas mengalami kerugian. Besar kerugian yang dialami oleh Perum Perumnas sebesar Rp558 miliar.
Jika diukur kekuatan monopoli Perum Perumnas dalam menentukan harga menggunakan indeks Learner maka nilainya adalah negatif. Artinya, Perum Perumnas sebenarnya tidak memiliki kekuatan monopoli. Hal tersebut wajar dikarenakan Perum Perumnas memiliki fungsi sebagai Public Service Obligation (PSO) yang artinya Perum Perumnas memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan publik. Harga apartemen yang berada di bawah harga biaya merupakan interverensi pemerintah agar apartemen tersebut menjangkau masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah. Maka dengan kata lain, pemegang kekuatan sepenuhnya adalah pemerintah yang dapat menentukan harga dan memberikan perizinan kepada Perum Perumnas sebagai pengembang. Harga jual apartemen yang di bawah harga biaya dan harga pasar tentu memberikan dampak besar. Pertama, pemerintah perlu menambal biaya karena harga jual tidak dapat menutupi biaya pembangunan. Kedua, permintaan akan sangat tinggi melebihi unit yang disediakan. Harga jual apartemen di bawah harga pasar akan memberikan surplus konsumen dalam bentuk kesejahteraan. Hal lain yang belum masuk dalam perhitungan ini adalah biaya operasional yang perlu dikeluarkan oleh pemilik apartemen. Mungkin saja biaya operasional tersebut bisa jadi keuntungan buat Perum Perumnas.
Sumber: Hasil Analisis dan Asumsi (2017)
Kesimpulan dan Rekomendasi
Perum Perumnas sebagai pengembang perumahan melihat potensi apartemen dengan konsep TOD. Bekerja sama dengan PT KCI untuk membangun kawasan TOD yang menjadi daya tarik masyarakat karena kemudahan akses transportasi computerline. Sebagai BUMN, Perum Perumnas memiliki fungsi Public Sevice Obligation sehingga selain memperoleh profit juga sebagai pelayanan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk murahnya harga unit apartemen karena untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Harga jual yang ditawarkan Perum Perumnas sebenarnya menyebabkan kerugian, namun itu semua ditambal dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Harga jual yang berada di bawah harga pasar akan menyebabkan excess demand. Untuk itu, pengembangan konsep TOD di stasiun lain bisa menjadi salah alternatif dalam penyediaan rumah di Metropolitan Jakarta. Multiplier effect yang diperoleh dengan konsep TOD di stasiun adalah mengurangi kerugian akibat macet. Namun, akibatnya PT KCI harus menambah tambahan armada untuk meningkatkan pelayanan transportasi. Di sisi lain, PT KCI akan memperoleh keuntungan apabila mampu melayani masyarakat dengan baik.
Konsep TOD ini menjadi salah kaprah. Seharusnya TOD mengkompakkan kawasan sehingga segala aktivitas akan terpusat di kawasan tersebut. Artinya membagi beban pada kawasan TOD membuat beban ibukota menjadi lebih ringan. Tetapi kenyataannya, orientasi TOD mengarah pada akses. Kegaiatan akan tetap berpusat di ibukota, kemacetan ibukota akan tetap terjadi terutama pada jalur yang menghubungkan stasiun dengan tempat kerja.
Investasi di sektor properti memang menjadi sektor paling menguntungkan yang akan dirasakan dalam jangka panjang. Tujuan membangun hunian dengan harga rumah perlu dikaji kembali apakah benar-benar dapat diperoleh oleh masyarakat yang membutuhkan. Apabila masyarakat yang menjadi sasaran konsumen tetap tidak dapat memperolehnya, pembangunan apartemen tersebut akan salah sasaran dan konsumen berpenghasilan menengah ke atas yang akan membelinya. Perum Perumnas, pihak bank, dan pemerintah harus benar-benar menyaring calon konsumen mana yang paling tepat untuk dapat hunian tersebut. Sehingga pemberian subsidi dengan pengurangan harga dan kemudahan kredit sesuai dengan sasaran.
- Azkia, F. (2017, Mei 5). Q1 2017: Depok Konsisten Jaga Kestabilan Harga Rumah Tapak. Diambil kembali dari RumahCom: http://goo.gl/K7Y6uv.
- Davidson, H. A. (1973). Hausing Demand: Mobile, Modular, or Conventional? New York: Van Nostrand Reinhold Company.
- Fontenla, M., & Gonzales, F. (2009). Housing Demand in Mexico. Journal of Housing Economics, 18, 1- 12.
- Sjafrizal. (2014). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: Rajawali Press.
Tulisan ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Mikroekonomi untuk Kebijakan Publik 2. Ide awalnya karena aku tertarik dengan pembangunan apartemen yang cukup masif di wilayah peri-urban Jakarta yang salah satunya menjadi satu kesatuan dengan Stasiun KRL. Keterbatasan data dan waktu memang jadi kendala, namun yang terpenting dari tugas ini adalah substansinya. Apabila terdapat kesalahan data dan informasi, mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun, sepenuhnya ini untuk kepentingan tugas kuliah semata. Tujuan mempublikasikan di blog ini adalah sepenuhnya sebagai portofolio dan membagi ide-ide penelitian yang pernah aku buat. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar