Planning without financing is nothing
Setiap warga masyarakat pasti menginginkan prasarana dan sarana yang menunjang aktivitas mereka. Tidak hanya itu, keberadaan prasarana dan sarana pun menjadi kebanggaan karena dapat menjadi landmark dan branding sebuah daerah. Sebagai contoh, Jakarta punya MRT. Tentu merupakan sebuah kebanggaan bagi warga Jakarta memiliki moda transportasi modern dan tak kalah dengan kota-kota di negara maju.
Bagi masyarakat, rencana yang dibuat oleh pemerintah untuk membangun modernitas perkotaan adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak berpikir bahwa setiap pembangunan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Banyak masyarakat yang hanya ingin merasakan setelah pembangunan itu selesai tapi tidak menyadari bahwa proses dalam pembangunan tersebut juga penuh dengan luka.
Sebagai contoh adalah rencana pembangunan LRT yang ada di Bandung Raya. Masyarakat sangat antusias sekali bahkan bangga bahwa Bandung akan mempunya moda transportasi modern. Namun, rencana yang dibangun oleh pemerintah tidak langsung dieksekusi karena sumber pembiayaannya belum cukup. Jika mengandalkan APBD, pastinya tidak akan cukup dan penggunaan APBD diprioritaskan untuk hal lain. Karena infrastruktur itu bersifat jangka panjang, maka perlu ada skema pembiayaan lain yang tepat. Persiapan dalam penentuan skema pembiayaan dan proses pelaksanaan pembiayaannya itu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Kenapa? Ya ini mau bangun infrastruktur bukan mau bikin gerobak gorengan. Maka perlu perencanaan dan persiapan yang matang dan tentunya harus ada persetujuan DPRD selaku perwakilan dari masyarakat.
Sayangnya, proses tersebut tidak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui bahwa pemerintah gagal dalam merealisasikan infrastruktur yang diidam-idamkan masyarakat.
Buat masyrakat, ikuti dan awasi prosesnya. Karena yang digunakan itu adalah uang kita bersama. Pemerintah itu bukan jin yang hanya dengan sekali jentikan jari bisa terbangun kota yang megah. Lebih bijaksanalah.
Bagi masyarakat, rencana yang dibuat oleh pemerintah untuk membangun modernitas perkotaan adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak berpikir bahwa setiap pembangunan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Banyak masyarakat yang hanya ingin merasakan setelah pembangunan itu selesai tapi tidak menyadari bahwa proses dalam pembangunan tersebut juga penuh dengan luka.
Sebagai contoh adalah rencana pembangunan LRT yang ada di Bandung Raya. Masyarakat sangat antusias sekali bahkan bangga bahwa Bandung akan mempunya moda transportasi modern. Namun, rencana yang dibangun oleh pemerintah tidak langsung dieksekusi karena sumber pembiayaannya belum cukup. Jika mengandalkan APBD, pastinya tidak akan cukup dan penggunaan APBD diprioritaskan untuk hal lain. Karena infrastruktur itu bersifat jangka panjang, maka perlu ada skema pembiayaan lain yang tepat. Persiapan dalam penentuan skema pembiayaan dan proses pelaksanaan pembiayaannya itu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Kenapa? Ya ini mau bangun infrastruktur bukan mau bikin gerobak gorengan. Maka perlu perencanaan dan persiapan yang matang dan tentunya harus ada persetujuan DPRD selaku perwakilan dari masyarakat.
Sayangnya, proses tersebut tidak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui bahwa pemerintah gagal dalam merealisasikan infrastruktur yang diidam-idamkan masyarakat.
Buat masyrakat, ikuti dan awasi prosesnya. Karena yang digunakan itu adalah uang kita bersama. Pemerintah itu bukan jin yang hanya dengan sekali jentikan jari bisa terbangun kota yang megah. Lebih bijaksanalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar