Kamis, 31 Desember 2020

Sampai Jumpa 2020



Beratnya kehidupan di tahun 2020 memang dirasakan oleh seluruh manusia di belahan bumi manapun, termasuk saya pribadi. Di hari terakhir 2020 memang waktu yang tepat bagi saya sedikit melihat ke belakang, melihat dari awal hingga akhir tahun 2020 yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Walaupun berat, tapi banyak pelajaran dan hikmah yang dapat diambil selama satu tahun ke belakang tersebut.

Keputusan untuk menyewa sebuah rumah di kawasan Matraman selama satu tahun menjadi keputusan yang saya sesali. Harapan awal dengan menyewa sebuah rumah akan membuat produktivitas, kenyamanan, dan keamanan saya menjadi lebih baik ternyata semua itu itu terjadi. Rasa ingin kembali menyewa sebuah kamar kos muncul dalam diri, namun hal tersebut tidak dapat mudah dilakukan karena sudah terlanjur menyewa rumah selama satu tahun. Hal tersebut terjadi karena bertemu dengan Ketua RT yang sombong dan mata duitan, pemilik kontrakan yang selalu menjual kesedihan untuk meminta berbagai hal, serta kondisi rumah yang panas dan airnya kotor. Ketidakbetahan muncul seketika di awal-awal bulan saat menempati rumah tersebut.

Beban pekerjaan pun terus menghimpit membuat saya cukup tertekan dan selalu mengeluh. Pasalnya, sebagai seorang staf seharusnya saya masih dalam bimbingan atasan langsung. Namun di beberapa kegiatan penting, atasan saya langsung tersebut menghilang dengan berbagai alasan. Hal tersebut membuat beban pekerjaan saya semakin besar. Keluh kesah selalu muncul sebagai dampak tekanan pekerjaan yang berlebih.

Dibalik itu semua, alhamdulillah, Covid-19 tidak memengaruhi pendapatan saya. Alhasil saya masih dapat hidup berkecukupan tanpa takut kekurangan. Tempat tinggal pun sudah dibayar selama satu tahun penuh sehingga tidak takut diusir karena kesulitan untuk membayar. Selain itu pula, gaya hidup yang sederhana membuat saya bisa menabung dan diberi kesempatan untuk membeli rumah walaupun dengan sistem kredit.

Tahun 2020 merupakan tahun ujian. Tekanan, kesabaran, kebahagiaan, dan keputusan menjadi hal-hal yang diuji. Hingga akhir tahun ini, saya belum merasa lulus tapi saya bisa melaluinya. Saya merasa lebih bijak dalam menghadapi berbagai perbedaan, lebih tenang dalam menghadapi tekanan, dan berpikir jernih dalam mengambil keputusan.

Besok, tahun 2021 kita tahu apakah pandemi ini masih terjadi atau tidak. Setidaknya dengan telah melewati 2020, kita jauh lebih siap dalam menghadapi kejadian berat di hari-hari berikutnya. Tentunya harapan agar 2021 menjadi tahun yang lebih baik, sangat diharapkan semua orang. Mari kita belajar dari tahun sebelunya dan menyongsong untuk tahun berikutnya.

Selamat tahun baru 2021.

Sabtu, 12 Desember 2020

Tahapan Kredit Rumah Milenial


Membeli rumah buat kaum milenial saat ini memang bukan perkara mudah, apalagi buat para perantau yang bekerja di ibu kota. Bisa dibilang mustahil bisa membeli rumah sendiri. Saya tekankan kembali bahwa keputusan membeli properti bagi kaum pas-pasan memang butuh keyakinan yang kuat. Mengingat bahwa rumah merupakan aset yang tingkat likuiditasnya rendah, tidak bergerak, dan butuh komitmen jangka panjang. Namun, jika kita sudah yakin maka bayangan kesulitan-kesulitan tersebut akan dapat dihempas.

Berdasarkan pengalaman saya yang merupakan newbie dalam hal pembelian rumah secara kredit, saya akan sedikit sharing mengenai tahapan-tahapan kredit rumah bagi milenial.

1. Tentukan RUMAH

Di tahap pertama inilah keyakinan mulai diuji, yaitu yakin dengan rumah yang akan kita pilih. Sudah pasti dalam menentukan rumah harus mempertimbangkan lokasi, harga, dan pendapatan pastinya. 

2. Lakukan SURVEI

Tentunya dalam menambah keyakinan dalam memilih rumah maka perlu dilakukan survei. Survei ini dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan, fasilitas, dan keamanan di rumah yang kita pilih tersebut. Selain itu, survei juga dilakukan untuk berkonsultasi dengan pihak marketing mengenai fasilitas pembiayaan apa yang dipilih sesuai dengan kemampuan finansial. Jika mampu dengan fasilitas kredit maka pilihkan KPR atau KPA.

3. Tentukan DP dan Bayar Uang Tanda Jadi (UTJ)

Setelah yakin dengan unit rumah yang akan kita pilih tentunya kita harus menentukan besar downpayment (DP) sesuai budget dan kemampuan. DP minimal sebesar 5% dari harga jual, namun bisa fleksibel sesuai dengan negosiasi dengan pihak pengembang. DP juga menentukan besaran cicilan yang akan dibayar setiap bulannya. Setelah keputusan mengenai besar DP dan cicilan ditetapkan, maka diwajibkan untuk membayar booking fee atau UTJ kepada pengembang. Hal tersebut dimaksudkan agar unit yang kita pilih tidak akan ditawar-tawarkan kembali ke calon konsumen lain. Tahapan ini uang yang kita keluarkan hanya untuk UTJ saja.

Setelah itu, kita dipersilahkan untuk menyiapkan dokumen-dokumen untuk akad kredit, seperti kartu identitas, kartu keluarga, slip gaji dan penghasilan, surat keterangan bekerja, dan bukti setoran pajak tahunan. Setelah dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan kepada bank yang menyediakan fasilitas kredit, kita tinggal menunggu verifikasi dan cek SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) hingga pengajuan kredit kita disetujui oleh bank.

4. AKAD KREDIT

Ketika kita dipanggil oleh bank untuk melakukan akad kredit, artinya pengajuan kredit kita disetujui oleh bank. Pada saat akad kredit berlangsung, pihak bank menjelaskan besaran plafon pinjaman, bunga, dan sistem pembayaran kreditnya. Jika kita paham dan setuju, maka kita dipersilahkan untuk memaraf dan menandatangani dokumen yang sudah disiapkan oleh bank.

Perlu diperhatikan juga bahwa selama akad kredit kita tidak hanya tandatangan saja. Sebelumnya bank telah menginformasikan bahwa kita harus menyediakan biaya akad kredit yang besarnya sekitar 10 juta (bisa ditanyakan kembali ke bank penyedia kredit). Biaya akad kredit terdiri dari, biaya notaris bank, provisi, appraisal, asuransi, dan lainya.

5. Bayar DP dan Notaris

Setelah akad kredit, tentunya kita harus melunasi DP yang belum sempat terbayar. UTJ yang telah dibayarkan sebelumnya menjadi sebagian DP sehingga kita tinggal melunasi kekurangan DP yang disepakati. Jangan lupa, ada biaya notaris yang perlu kita bayar untuk kesepakatan antara penjual (pengembang) dan pembeli.

6. Serah Terima Kunci

Akhirnya, setelah biaya-biaya yang tidak kecil tersebut dibayarkan, maka saatnya serah terima kunci dari pengembang kepada kita selaku konsumen. Jangan lupa setelah serah terima kunci, perlu dicek juga unit rumah yang kita pilih. Jika ada kekurangan maka kita bisa klaim kepada pengembang untuk bisa diperbaiki.

7. Renovasi jika Diperlukan

Renovasi merupakan pilihan opsional. Tapi biasaya jika kita membeli unit rumah murah, tidak bisa tinggal bawa koper terus bobo. Perlu dilakukan beberapa renovasi yang tidak termasuk klaim kepada pengembang, seperti memmperdalam sumur air tanah, ganti keramik, cat dinding, pasang AC, dan lain sebagainya. Renovasi pun tidak bisa dibilang mengeluarkan biaya yang sedikit, setidaknya perlu disiapkan budget untuk renovasi.

Dan, inilah penutup dari tulisan ini. Kalian sudah punya rumah dan bisa ditinggali. Namun jangan lupa, jika kalian yang kredit tentunya masih ada komitmen untuk membayar cicilan sampai lunas. Tentunya perbankan tidak mempersulit kok jika kita punya rejeki berlimpah dan ingin melunasinya sebelum cicilan berakhir, itu sangat bisa.

Akhir kata, setiap keyakinan pasti ada jalan. Tidak mustahil buat kalian milenial dengan gaji pas-pasan bisa punya rumah sendiri. Saat ini perbankan telah memberikan berbagai kemudahan dengan memberikan kredit rumah sesuai dengan kemampuan milenial. Dan sekali lagi, keputusan untuk membeli rumah itu bukan perkara mudah. Konsultasikanlah kepada orang-orang berpengalaman agar keputusan dan keyakinan kita semakin matang.

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku tentang Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepatn...