Jumat, 26 Februari 2021

Standar Sosial



Seiring bertambahnya usia, mulai banyak tuntutan-tuntutan dari orang sekitar mengenai "standar sosial" yang harus segera dilakukan. Bukan membela diri dengan menolak standar tersebut, tapi mungkin karena mereka lebih beruntung sehingga standar tersebut dapat dipenuhi lebih cepat.

Saya sepenuhnya menikmati naik-turun kehidupan ini, meski kadang ada rasa iri kenapa tidak seperti mereka. Ya, setiap proses hidup seseorang itu berbeda-beda dan perbedaan itulah yang membuatnya unik.

Masih ada banyak hal yang ingin saya capai sampai saya merasa stabil dan bisa mengikuti standar sosial tersebut. Orang tua pun sesungguhnya mengerti, tidak banyak menuntut, bahkan mengutamakan kebahagiaan saya pribadi.

Bahkan untuk saat ini saya merasa terjebak pada dunia remaja dan tidak mau mengikuti standar seperti apa yang dilakukan orang dewasa. Saya tidak tau apakah ini baik atau buruk. saya merasa saya harus bahagia tanpa mengikuti standar sosial yang ada.

Selasa, 16 Februari 2021

Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi


 

Mungkin untuk sebagian besar orang yang belum memiliki masalah pada gigi atau mulutnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut bukan menjadi prioritas bahkan diabaikan. Saya sendiri adalah orang yang tidak terlalu peduli pada kesehatan gigi. Saya pikir hanya dengan menyikat gigi saja sudah cukup. Namun semua itu berubah ketika saya mengalami permasalahan pada gigi sekitar 6 tahun yang lalu. Rasa sakit yang amat sangat ditambah bengkak yang cukup mengganggu membuat keseharian saya sangat terganggu.

Pada saat itu, gigi geraham paling belakang saya tumbuh. Gusi gigi geraham tersebut meradang dan mengeluarkan nanah. Rasa sakit dan bau yang tidak sedap keluar dari mulut saya. Untungnya, pada saat itu ada teman KKN yang kuliah jurusan pendidikan dokter gigi, alhasil saya bisa konsultasi gratis dengannya. Menurutnya, peradangan pada gusi di bagian tersebut sangat wajar namun jika sampai mengeluarkan nanah berarti ada infeksi yang terjadi. Hal ini mungkin karena letaknya paling belakang yang mana banyaknya sisa makanan yang tidak terbuang membuat adanya infeksi di bagian tersebut. Saya pun disarankan untuk mengeceknya ke dokter gigi sekaligus meminta foto rontgent untuk melihat pertumbuhan gigi tersebut. Sebagai informasi, gigi geraham belakang yang tumbuh pada saat itu adalah bagian atas sebelah kiri.

Setelah memeriksanya ke dokter gigi, benar saja terjadi infeksi di bagian gusi yang tumbuh. Untuk pertumbuhan giginya belum terlihat sehingga tindakan apakah gigi geraham tersebut perlu dicabut atau tidak, belum dapat diputuskan. Saya diberikan resep obat penahan rasa sakit dan dianjurkan untuk menggunakan obat kumur setelah sikat gigi. Obat kumur akan memmbersihkan lebih dalam pada bagian-bagian gigi dan mulut yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

Bersyukur, setelah mengkonsumsi obat penahan rasa sakit dan menggunakan obat kumur, berangsur-angsur gusi tersebut tidak sakit dan bengkak pun mengempes. Semenjak itu, menggunakan obat kumur menjadi rutinitas yang tak pernah terlewatkan.

Masalah selanjutnya yang saya alami adalah selalu terjadi pendarahan saat sikat gigi. Saya merasa kekuatan saya tidak berlebihan dalam menyikat, namun selalu saja ada darah yang keluar. Setelah konsultasi kembali dengan teman yang mengambil kuliah jurusan pendidikan dokter gigi, kemungkinan karang gigi saya sudah menumpuk sehingga terjadi pembengkakan di gusi. Pembengkakan itulah yang membuat pendarahan jika sedang menyikat gigi. Jika dilihat dengan mata telanjang, saya rasa tidak ada karang gigi yang menempel, begitu pula gusi yang tidak terlihat bengkak. Namun, saya tetap disarankan untuk melakukan pembersihan karang gigi atau scalling.

Sesuai dengan anjuran tersebut, saya pun melakukan scalling untuk pertama kalinya di sebuah klinik praktik dokter gigi di Jakarta Selatan. Menurut dokter gigi yang melakukan eksekusi pembersihan karang gigi, karang gigi saya sangat banyak dan menyebabkan gusi mengalami bengkak. Darah akibat karang gigi pun sangat banyak. Saya harus berkumur sebanyak 3 - 4 kali karena saking banyaknya karang gigi dan darah. Apalagi gigi bagian bawah cenderung tidak rapi jadi sangat mudah sisa makanan menyangkut dan menjadi karang gigi. Saya pun disarankan untuk scalling setiap 6 bulan sekali, berkumur dan menggunakan benang gigi dalam finalisasi pembersihan gigi secara rutin.

Hingga saat ini saya cukup concern mengenai kesehatan gigi dan mulut. Karena benar saja, beberapa teman saya yang karang giginya cukup tebal, mulutnya mengeluarkan bau yang tidak sedap. Tentunya selain tidak sehat, itu juga mengganggu orang lain.

Setelah membiasakan diri untuk mengjaga kebersihan mulut secara ekstra, permasalahan pada gigi dan mulut minim sekali terjadi. Apabila mengalami sariawan pun cukup cepat penyembuhannya. Tentunya dengan gigi dan mulut yang sehat, penyakit lain pun sangat minim menyerang. Karena mulut sebagai pintu gerbang utama makanan yang masuk ke tubuh kita. Selain itu, nafas pun akan terasa segar dan tidak mengganggu orang lain.

Kamis, 04 Februari 2021

Bayar Pajak Kendaraan Online [Khusus Jawa Barat]





Teringat masa-masa dulu ketika harus mengantar mama ke Kantor Samsat untuk membayar pajak sepeda motor. Pada saat itu sangat memakan waktu yang cukup panjang. Pertama, tentunya waktu perjalanan dari rumah menuju Kantor Samsat. Kedua, mengantre beberapa antrian, diantaranya adalah saat memasukkan berkas dan saat membayar. Ketiga waktu perjalanan dari Kantor Samsat ke rumah. Sebelumnya, tentu harus mepersiapkan berkas-berkas dan uang pas. Proses itu tentunya sudah lawas, seiring berkembangnya teknologi, pembayaran secara daring merupakan suatu inovasi yang mempercepat proses kita dalam membayar pajak.

Sebagai pemilik kendaraan sepeda motor yang berada di lingkungan Provinsi Jawa Barat, tentunya akan sangat membuat sulit jika saya harus membayar pajak kendaraan bermotor secara langsung. Berhubung saat ini saya berdomisili di Jakarta. Sebenarnya bisa saja menitipkan pada tetangga depan rumah yang bekerja di Kantor Samsat, tapi tentunya lebih baik tidak merepotkan orang bukan? Di periode tahun ini, saya akan melakukan experience perdana pembayaran pajak secara daring meskipun sebenarnya elektronifikasi pembayaran pajak di Jawa Barat sudah diimplementasikan cukup lama.

Tentunya atas bantuan Google, experience perdana ini berhasil dilakukan dengan mulus tanpa ada kendala. Beberapa dokumen yang perlu dipersiapkan adalah KTP dan STNK. Hal tersebut buat jaga-jaga saja apabila kita lupa dengan nomor KTP, no polisi kendaraan, dan nomor rangka kendaraan. Langsung saja ke langkah-langkahnya ya!

1. Download dan install aplikasi Sambara dari Play Store

2. Buka aplikasi Sambara dan klik 'Info PKB dan Kode Bayar"

3. Masukan nomor polisi kendaraan, lalu klik 'Cari'

4. Info kendaraan dan pajak akan muncul, lalu klik 'Ya' pada Lanjut daftar online

5. Masukan nomor KTP dan 5 digit terakhir nomor rangka kendaraan, lalu klik 'Proses'

6. Akan muncul kode bayar, copy kode bayar tersebut

7. Pilih platform untuk membayar (BJB/ Tokopedia/ Bank Mandiri/ Kaspro/ Indomaret)

8. Lakukan pembayaran sesuai dengan platform yang dipilih

9. Pembayaran selesai, bukti bayar bisa diunduh di aplikasi Sambara

Pembayaran pajak kendaraan sudah selesai. Bukti pembayaran dalam bentuk elektronik dan itu sah seperti pada lembar kedua yang selalu bersama STNK. Sangat mudah bukan?

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku tentang Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepatn...