Minggu, 06 Juni 2021

Mengalami Gangguan Telinga, Segera Ke Dokter THT



Rasa gatal pada rongga telinga tentunya sangat mengganggu aktivitas. Apalagi jika memiliki karakter telinga yang mudah gatal dan mudah kotor, mengorek adalah hasrat yang sangat sulit dihindari. Mulai dari sekarang saya harap hentikan perilaku mengorek rongga telinga terlalu sering, apalagi jika terlalu dalam. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ini adalah pengalaman saya ketika mengalami rasa gatal di rongga telinga kiri. Secara refleks, menggaruk menggunakan kuku kelingking yang kebetulan panjang. Karena sadar bahwa kuku adalah bagian tubuh yang kotor, saya pun meneteskan obat tetes telinga yang dijual di pasaran sebagai antiseptik sekaligus pengencer kotoran telinga yang kering. Namun kali ini hal yang tidak diinginkan terjadi, keesokan harinya setelah bangun tidur, rongga telinga saya terasa bengkak dan sakit. Rasa sakit semakin hebat bila tersentuh secara fisik, contohnya ketika memakai helm, saat helm menekan daun telinga. Rasa sakit di telinga juga memengaruhi mood sehingga saya jauh lebih emosian pada saat itu.

Langkah cepat yang saya ambil adalah konsultasi dengan dokter secara online dengan menggunakan aplikasi Alodokter. Diagnosa dokter adalah kemungkinan saya mengalami radang telinga tengah (otitis media) atau radang telinga luar (otitis eksterna). Saya pun diberi resep obat yang terdiri dari obat tetes telinga, obat penahan rasa sakit, dan antibiotik yang dikonsumsi sehari sekali selama 10 hari. Saya pun harus menghentikan penggunaan obat tetes telinga yang dijual di pasaran.

Setelah mengkonsumsi obat selama 10 hari, rasa sakit sudah hilang. Namun digantikan rasa gatal yang luar biasa di bagian dalam. Tentu saja, pada bagian tersebut tidak dapat dikorek. Namun karena obat tetes telinga yang diresepkan dokter habis karena tumpah, akhirnya saya meneteskan obat tetes yang dijual di pasaran kembali. Malangnya, obat tetes tersebut yang seharusnya keluar kembali dari telinga, ini malah menyumbat rongga telinga dan membuat pendengaran berkurang. Hal ini membuat saya hanya mengandalkan telinga kanan untuk mendengar.

Saya merasa hal ini sudah sangat parah. Saya harus pergi langsung ke dokter THT untuk ditindak. Melalui aplikasi Alodokter, saya membuat janji dengan dokter THT di Rumah Sakit Gandaria Jakarta Selatan. Meskipun jauh dari tempat tinggal dan tempat kerja, saya memilih jadwal yang sesuai setelah saya pulang kerja.

Ketika diperiksa oleh dokter THT, ternyata ada cairan yang menyumbat telinga saya. Dokter pun tahu jika telinga saya sering dikorek. Cairan yang menyumbat tersebut disedot untuk dibersihkan. Dokter juga menyatakan bahwa ada sedikit jamur dan tidak boleh dikorek-korek lagi. Setelah dilakukan tindakan saya diresepkan obat untuk dikonsumsi sampai habis, yaitu obat tetes telinga berbahan asam cuka 2%, antibiotik, dan anti-alergi.

Saat ini, saya sudah tidak berani mengorek telinga setiap hari. Apabila gatal sebaiknya ditahan saja. Penggunaan cotton buds pun hanya di bagian terluar telinga, itu pun tidak boleh sering. Penggunaan obat tetes telinga yang dijual di pasaran pun sudah saya hentikan untuk telinga kanan yang baik-baik saja. Hal ini mungkin karena teksturnya yang kental membuatnya mudah terjebak di dalam rongga telinga, khususnya terjadi pada telingga yang sedang sakit.

Mengingat telinga merupakan organ vital bagi tubuh manusia, jika terjadi gangguan sebaiknya konsultasikan dengan dokter yang paham. Perkembangan teknologi membuat kemudahan untuk berkonsultasi dengan dokter. Maka dari itu, manfaatkan teknologi untuk berkonsultasi dengan ahlinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku berjudul  Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepa...