Senin, 08 Juli 2024

Jangan Angkuh


Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya angkuh.

Kadang manusia tidak sadar kalau dirinya merasa paling tahu.

Kadang manusia tidak sadar kalau duniawi itu hanya sementara.

Semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pengalaman tentunya akan ada rasa menjadi 'si paling'. Tentu aku juga merasakan hal tersebut ketika merasa berada di fase 'puncak'. Namun untungnya, aku segera tersadar bahwa fase 'puncak' itu bukan apa-apa. Bahkan tidak pantas untuk dibanggakan, bahkan lebih berpotensi takabur. Masih banyak hal yang harus digabai dibanding harus bersukaria atas hal yang belum ada apa-apanya. Sadar tentunya bukan tiba-tiba saja, tetapi dengan diambil fase tersebut dan menjadi sebuah batu hiasan saja yang menjadi pelengkap walau tak jelas fungsinya apa.

Allah Maha Baik. Si batu hiasan ini meskipun tak dianggap di rumah sendiri, namun bisa berguna di tepat lain. Batu ini bisa menjadi komponen yang menggerakkan suatu sistem dan juga bisa menjadi pencerah pada batu-batu muda yang baru tercipta dan akan memasuki dunia baru. Selain itu, aku juga belajar menjadi seorang murid di sebuah kelas pelatihan dan olah raga. Hal ini menyadari bahwa setiap orang punya kemampuan masing-masing, setiap orang punya keahlian masing-masing, setiap orang belajar dari orang lain, setiap orang tidak bisa serakah memiliki berbagai kemampuan, setiap orang bisa menjadi guru maupun bisa menjadi murid. Artinya jangan pernah sombong atas kemampuan yang kita miliki. Berbagi boleh tapi jangan pernah merasa jadi "si paling". Di atas langit masih ada langit, di bawah tanah masih ada lapisan tanah berikutnya. Boleh ambisius tapi jangan pernah merendahkan orang lain, boleh mengagumi orang lain tapi jangan sampai mengagungkan kecuali Rasullullah yang memang teladan bagi seluruh umat.

Memang, hampir semua yang ada di dunia ini tidak bisa kita kontrol, tidak bisa mengikuti sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi ingat kata Filosofi Teras, kita bisa mengontrol apa yang bisa kontrol. Kalau kita ingin menjadi nomor 1, kita bisa berjuang sebaik mungkin, bukan menjatuhkan saingan kita. Kalau kita tidak mau bergunjing, maka jauhilah orang yang bergunjing, bukan berusaha menutup mulut orang lain.

Benar kata orang, banyak belajar dan mencari ilmu kaya padi yang matang. Semakin berisi semakin merunduk, tidak sombong. Aku harus banyak belajar menjadi seperti padi karena pada dasarnya aku seperti padi yang ga matang-matang. Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kekhawatiran Komunikasi

Sehubungan aku lagi membaca buku berjudul  Intercultural Communication , jadi terpikir untuk membahas sedikit tentang komunikasi. Lebih tepa...